Senyum Adalah Ibadah
Rasulullah SAW bersabda, “Senyum adalah sodaqoh.” Senyum
adalah perilaku sederhana yang memberi dampak luar biasa. Tak seorang
pun di dunia yang tidak bisa tersenyum. Bahkan tak seorang pun yang
tidak menjadi lebih bahagia dengan senyumnya sendiri, bahkan mengalirkan
kebahagiaan lebih kepada orang lain, dengan senyum.
Seorang yang sedang sempit hatinya karena tertimpa musibah, bisa
merasa lapang sejenak jika ia memaksakan tersenyum. Ketika merasa lapang
itu pikirannya pun jernih, dan peluang untuk mendapatkan jalan keluar
dari musibahnya lebih besar. Berbeda jika menghadapi musibah dengan
cemberut atau sedih yang berlarut-larut. Pikiran akan terus buntu dan
jalan keluar pun semakin menjauh dari jangkauan
Contoh
lain, ada dua warung bersebelahan dengan dagangan yang sama, bisa
berdampak beda hanya karena senyum. Orang akan cenderung datang kepada
warung yang pedagangnya murah senyum. Jika pedagang yang murah senyum
tersebut ahli ibadah, maka dia akan mendapat kebahagiaan hati, pelanggan
yang setia, disayang para malaikat dan mendapat pahala berlimpah di
akherat.
Senyum,
memberi dampak begitu besar bagaimanakah lagi perilaku lain yang lebih
besar dan kompleks. Bahkan Iman kita mengatakan bahwa perilaku kita
bukan hanya berdampak di dunia tetapi akan sampai dampaknya ke akherat.
Allah SWT berfirman, “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar
dzaroh pun, niscaya Dia melihatnya; dan barang siapa yang mengerjakan
kejelekan sebesar dzaroh pun, niscaya Dia melihatnya.” Ini menunjukkan
bahwa perilaku kita berpengaruh di dunia dan di akherat.
Kalau
kita renungkan berapa persen kita berkuasa atas tubuh kita untuk
mengatur perilaku? Ternyata tidak sampai 10%, yaitu otot-otot sadar
saja. Contoh, perilaku makan sampai menjadi sel-sel tubuh yang membangun
keseluruhan tubuh. Berapa persen kontribusi perilaku sadar kita? Ambil
makanan yang kita pilih, suapkan, kunyah dan telan. Setelah itu kita
tidak pernah berkuasa atas perubahan kimiawi dan biologis yang terjadi.
Menjadi seberapa besar otot, lemak dan tulang kita. Menjadi seberapa
lebat rambut, seberapa tebal kumis dan bulu yang lain. Menjadi seberapa
tinggi dan gemuk. itu semua adalah kekuasaan Allah SWT yang diberikan
kepada semua manusia dengan cara yang sama.
Begitu
pula proses terjadinya ilmu dalam diri kita. Kita hanya perlu membaca,
melihat, mendengar, mengecap, mencium dan merasa. Dengan kata lain kita
hanya mengindra. Lalu untuk memperdalamnya kita perlu meniru, mengulang,
mendemonstrasikan dan mensimulasikan. Yang pada hakekatnya adalah
proses pengindraan juga. Kita tidak perlu menyadari dan berkontribusi
langsung terhadap proses selanjutnya. Karena proses konstruksi ilmu
tetap terjadi di otak meskipun kita tidur atau pingsan.
Hukum
manajemen yang begitu rumit hanya dirangkum dalam 4 huruf saja, yaitu
POAC (planning, organizing, actuating, controlling). Sukses berdagang
diramu hanya dengan 4 huruf, yaitu 4 P (product, price, place,
promotion). Jaminan kualitas pun disederhanakan menjadi 4 huruf saja,
yaitu PDCA (plan, do, check, act). Dan dari yang sederhana itu jika
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dampaknya sungguh luar biasa.
Pelajaran
apa yang bisa kita ambil? Seolah-olah Allah SWT mengatakan, “Wahai
manusia, kalian cukup melakukan yang 10% saja. 90% sisanya sudah Aku
berikan dalam bentuk paket yang sempurna.” Renungkanlah jika untuk
menjadi sel tulang, otot, darah dan sebagainya kita harus melakukannya
dengan sadar. Padahal untuk bernafas dan berkedip pun kita sering tidak
sadar.
Bagaimana
dengan ibadah dan dampaknya? Silahkan sambil menunggu di antrian atau
sedang naik kendaraan, kita buat daftar perilaku sadar yang akan
mengantarkan kita masuk ke dalam surga. Saya yakin tidak akan lebih dari
satu halaman buku. Bukankan Allah sudah merangkumnya dalam kalimat yang
sangat sederhana, yaitu 3 I : IMAN, ISLAM, IHSAN. Tinggallah sekarang
seberapa besar kita sungguh-sungguh berniat mensyukuri rahmat dan ni’mat
Allah yang Maha Sempuna ini.
Selamat
menunaikan amal-ibadah. Mulailah dengan senyum. Amalkan perilakunya
yang sederhana ini dan raihlah buah dan pahalanya yang agung dan mulia.
Dengan taufiq dan Hidayah Allah SWT. Amin ya Robbal Alamin.
0 komentar:
Posting Komentar