Senin, 10 November 2014

 Doa untuk Orang Tua kita Tercinta 
mendoakan mereka. Banyak sekali bentuk doa untuk orang tua kita tercinta yang bisa kita panjatkan. namun diantara sekian banyak jenis doa yang ada, Alloh Subhanahuwata’ala memilih beberapa doa dan meng-abadikannya dalam Al Quran. Para nabi pun telah memberikan contoh yang baik kepada kita dalam mendoakan kedua orang tua kita. Alloh Ta’ala memuat doa-doa mereka dalam Al Quran agar hal ini menjadi panutan bagi orang-orang yang datang sesudah mereka termasuk kita didalamnya, diantara doa-doa nya adalah: Doa Nabi Ibrohim untuk Orang Tuanya Nabi Iborohim ‘Alaihi salam merupakan salah satu nabi yang bisa kita jadikan tauladan bagi kita. Dalam Al Quran, Alloh Ta’ala mengabadikan do’anya pada surat Ibrahim ayat ke 41 yang artinya: “Ya Rabb kami, ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mu’min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)“. (QS. Ibrahim: 41) Doa nabi Nuh untuk Orang Tuanya “Ya Rabbi! ampunilah aku, ibu bapakku, orang yangmasuk ke rumahku dengan beriman dansemua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zhalim itu selain kebinasaan“. (QS. Nuh: 28) Kisah Abu Hurairah & dan Doa Rasululloh untuk Ibu Abu Hurairah Sebagai tambahan dari bembahasan kali ini, izinkan kami menyampaikan sebuah kisah tentang salah saorang sahabat mulia yaitu Abu Hurairah yang ia merupakan anak yang shalih dan berbakti kepada Ibunya: Mendo’akan kedua orang tua bukan hanya ketika mereka sudah wafat, namun juga ketika mereka masih hidup. Ibu Bapak adalah orang yang paling besar haknya dalam hal in. Dan mendoakan mereka bukan hanya melalui lisan kita, tapi bisa juga dengan cara meminta kepada orang yang shalih supaya mendoakan kebaikan, hidayah dan petunjuk bagi kedua orang tua ktia. Usaha yang maksimal harus ditempuh oleh seorang anak yang berbakti untuk kebaikan dan keshalilan bapak ibunya. dalam hal ini seorang shohabat mulia Abu Hurairah telah memberikan contoh teladan yang baik untuk kita. Imam Muslim meriwayatkan dalam shihnya dari Yazid bin Abdurrahman, ia berkata: “Abu Hurairah Radliallohu’anhu bercerita kepadaku: “Dahulu aku mengajak ibuku memeluk Islam,saat itu ia masih musyrik. Pada suatu hari aku pergi mendakwahinya, lalu aku mendengar perkataannya yang tidak mengenakkan tentang Rasulullah Sholallohu’alaihi wa sallam. Aku pun menemui Rasululloh Sholallohu’alaihi wa sallam sambil berlinang air mata. Kukatakan kepada beliau: “Wahai Rasululloh, aku telah mengajak ibuku memeluk Islam, namun ia menolak ajakanku. Pada suatu hari aku pergi mendakwahinya, lalu aku mendengar perkataannya yang tidakmengenakan tentang dirimu! Mohonkanlah kepada Alloh semoga memberi hidayah bagi Ibuku! Rasululloh Sholallohu’alaihi wa sallam berdo’a yang artinya: “Ya Alloh, berilah hidayah bagi ibu Abu Hurairah!“ Aku pun keluar dengna perasaan gembira karena doa Rasululloh tersebut. Sesampainya di ambang pintu kudapati pintu tertutup. Ibuku ternyata mendengar saura langkahku. Ia berkata: “Tetaplah engkau ditempatmu hai Abu Hurairah!” Aku mendengar suara percikan ari dari dalam, ternyata ibuku sedang madni lalu mengenakan baju kurung dan selendangnya, baru kemudian membukakan pintu, ia berkata: “Hai Abu Hurairah, sesungguhnya aku bersaksi Lailahailalloh dan kau bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Alloh dan Rasul-Nya.” lalu akupun kembali menemui Rasululloh sambil berlinang air mata karena luapan kegembiraan. aku berkata: “Wahai Rasulullah, sambutlah kabar gembira, doamu telah dikabulkan Alloh! Alloh telah memberi hidayah bagi ibuku!” Beliaupun memanjatkan segala puji bagi Alloh Ta’ala sembari mengucapkan perkataan yang baik. Aku pun berkata ” Wahai Rasululloh, mohonkanlah kepada Alloh agar menjadikan segenap kaum mukminin mencintai aku dan ibuku serta menjadikan kami mencintai hamba-hamba-Nya yang beriman.” Maka Rasululloh Sholallohu’alaihi wa salam berdoa: “Ya Alloh, jadikanlah hamba-Mu ini (Yakni Abu Hurairah) dan ibunyaoran gyang dicintai oleh kaum mukminin dan jadikanlah mereka mencitai orang-orang yang beriman!“ Abu Hurairah Radhiallohu’anhu berkata “Maka setiap hamba mukmin yang mendengar perihal diriku pasti mencitai diriku meski belum melihatku” Sungguh sebuah tealadan yang agung dari seorang naak shalih, yang berbakti pada orang tuanya. Cobalah lihat bagaimana kegigihan Abu Hurairah radhilallohu’anhu dan usahanya yang pantangmenyerah dalam mendakwahi ibunya agar mendapatkan petunjuk kepada Islam. Hingga ia menempuh jalan yang paling mulia yaitu doa. Dan bukan hanya doanya saja, bahkan ia meminta kepada Rasulullah agar mendoakan ibunya. Cara seperti ini ada baiknya di contoh oleh siapa saja yang menginginkan kedua orang tuanya mendapatkan petunjuk kepada Islam dan Sunnah. Doa terbaik untuk kedua orang tua Dari beberapa penggalan kisah diatas setidaknya dapat ktia simpulkan bahwa seorang anak hendaknya senantiasa mendoakan kedua orang tuanya baik ia masih hidup maupun telah tiada. Seorang anak hendaknya mendokan segala kebaikan bagi kedua orang tuanya terutama kebaikan bagi kedua orang tua kita diakhirat berupa hidayah agar senantiasa Istiqomah di jalan Islam dan Sunnah. Berikut Doa yang dapat kita panjant kan untuk kedua orang tua kita berdasarkan Al Quran: رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ Artinya : “Tuhanku! ampunilah Aku, ibu bapakku.” (QS. Nuh : 28) وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا “Dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (QS. Al Isra : 24) Doa yang lebih mashur dan banyak dikenal dikalangan kita mungkin gabungan dari kedua ayat tersebut yaitu: اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا Artinya: “Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan Ibu Bapakku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil”.

Sabtu, 30 Agustus 2014

Keutamaan Membaca Bismillah


Setiap surat Al Qur'an (kecuali surat At Taubah) diawali dengan Bismillahir rohmaanir rohiim. Artinya dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Surat At Taubah tidak diawali dengan Bismillah karena Allah menyatakan kemarahannya terhadap kaum kafir yang melanggar perjanjian lewat surat tersebut.
Demikian pula setiap perbuatan baik, agar berkah harus diawali dengan ucapan Bismillah. Jika tidak, maka setan bisa masuk ke situ. Apabila lupa menyebut "Bismillah" hendaklah mengucapkan: Bismillahi awwaalahu wa aakhirohu  "Bismillah pada awal dan akhirnya".
Bismillah juga dapat dipakai untuk mengobati penyakit.
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, artinya dalam melakukan sesuatu hendaknya kita juga bersikap pengasih dan penyayang. Tidak keji dan kejam.
Dari 'Amr bin Abu Salamah Ra, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku: "Ucapkanlah Bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu serta makanlah dari makanan yang ada di dekatmu." (Muttafaq 'alaih)
Dari Aisyah Ra, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila seorang dari engkau semua makan, maka hendaklah menyebutkan nama Allah Ta'ala -yakni mengucapkan Bismillah-. Jikalau ia terlupa menyebutkan nama Allah Ta'ala pada permulaan makannya itu, maka hendaklah mengucapkan: "Bismillahi awwalahu wa akhirahu," artinya: Dengan nama Allah pada permulaan -makan- dan pada penghabisannya." [HR Tirmidzi dan Abu Daud - Sahih]
Dari Hudzaifah r.a., katanya: "Kita semua itu apabila mendatangi makanan bersama Rasulullah s.a.w., maka kita tidak akan meletakkan tangan-tangan kita lebih dulu sebelum Rasulullah s.a.w. memulainya, lalu beliau meletakkan tangannya. Sesungguhnya kita semua pernah mendatangi makanan pada suatu ketika bersama beliau s.a.w., lalu datanglah seorang jariah -wanita-, mungkin seorang hamba sahaya atau seorang merdeka, seolah-olah ia dijorokkan -seperti didorong kedepan karena amat cepat jalannya-, lalu ia maju untuk meletakkan tangannya pada makanan, kemudian Rasulullah s.a.w. mengambil tangannya -dilarang makan dulu-. Seterusnya datang pulalah seorang A'rab -penghuni pedalaman negeri Arab-, seolah-olah ia dijorokkan, lalu tangannya diambil pula oleh beliau s.a.w. Setelah itu Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya syaitan itu mencari halalnya makanan itu apabila tidak disebutkan nama Allah Ta'ala atasnya -yakni tidak dibacakan Bismillah lebih dulu-. Sebenarnya syaitan itu datang dengan membawa jariah ini untuk mencari halalnya makanan ini baginya, tetapi saya telah mengambil -yakni menahan- tangannya. Kemudian datang pulalah syaitan tadi dengan membawa orang A'rab ini untuk mencari halalnya makanan ini baginya, lalu saya ambil pula tangannya. Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya tangan syaitan itu ada di dalam genggaman tanganku ini bersama kedua tangan orang yang kupegang ini." Sesudah itu beliau s.a.w. menyebutkan nama Allah Ta'ala -yakni membaca Bismillah- lalu makan." (Riwayat Muslim)
Dari Umayyah bin Makhsyi as-Shahabi r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. -pada suatu ketika- duduk di situ ada seorang lelaki yang makan lalu tidak mengucapkan Bismillah, sehingga makanannya tidak tertinggal melainkan sesuap saja. Setelah orang itu mengangkatkan sesuatu yang tertinggal tadi di mulutnya, tiba-tiba ia mengucapkan: Bismillahi awwalahu wa akhirahu." Kemudian Nabi s.a.w. ketawa latu bersabda: "Tidak henti-hentinya syaitan tadi makan bersama orang itu. Tetapi setelah ia ingat untuk mengucapkan nama Allah -yakni setelah membaca Bismillah, maka syaitan tadi memuntahkan seluruh makanan yang telah ada dalam perutnya-. (Riwayat Abu Dawud dan Nasa'i)
Dari Aisyah Ra, katanya: "Rasulullah s.a.w. -pada suatu ketika- hendak makan sesuatu makanan bersama enam orang sahabat-sahabatnya. Lalu datanglah seorang A'rab -penghuni pedalaman negeri Arab-, kemudian makan makanan itu dalam dua kali suap saja. Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya saja andaikata orang ini suka membaca Bismillah -sebelum makannya tadi- niscaya makanan itu dapat mencukupi engkau semua pula -karena adanya keberkahan dalam makanan itu-."[HR Tirmidzi - Sahih]
Apabila kamu lupa menyebut "Bismillah" pada awal makan hendaklah mengucapkan: Bismillahi awwaalahu wa aakhirohu  "Bismillah pada awal dan akhirnya". (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila salah seorang mereka akan menggauli istrinya, hendaklah ia membaca: "Bismillah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami". Sebab jika ditakdirkan hubungan antara mereka berdua tersebut membuahkan anak, maka setan tidak akan membahayakan anak itu selamanya. (Shahih Muslim No.2591)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila seorang dari kamu sekalian ingin berbaring ke tempat tidurnya, maka hendaklah ia memegang ujung kainnya lalu kirapkanlah tempat tidurnya (menghilangkan debu) serta bacalah bismillah, sebab dia tidak mengetahui apa yang tinggalkan setelahnya di atas tempat tidurnya itu. Kemudian jika ia hendak berbaring, maka berbaringlah di atas sisi kanannya dan bacalah doa: "Maha Suci Engkau, ya Allah Tuhanku, karena Engkaulah aku membaringkan tubuhku dan karena Engkau pulalah aku mengangkatnya. Apabila Engkau mencabut jiwaku, maka ampunilah ia dan apabila Engkau melepaskannya (menghidupkan) maka jagalah ia sebagaimana Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang saleh". (Shahih Muslim No.4889)
Dari Anas r.a. katanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan, yakni ketika keluar dari rumahnya: Bismillah, tawakkaltu 'alallah wala haula wala quwwata illabillah -artinya: Dengan menyebut nama Allah, saya bertawakkal kepada Allah dan tiada daya serta tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah, maka kepada orang itu dikatakanlah: "Engkau telah diberi petunjuk, telah pula dicukupi keperluanmu, dan telah diberi penjagaan. Syaitanpun menyingkirlah dari orang tersebut." Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa'i
Dari Umar bin Abu Salamah radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya -pada ketika itu- adalah seorang anak yang ada di bawah pengawasan Rasulullah s.a.w., tanganku berputar-putar ke sekitar piring -kalau makan-. Lalu Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku: "Hai anak, ucapkanlah Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari apa-apa yang dekat denganmu." (Muttafaq 'alaih)
Dari Wahsyi bin Harb r.a. bahwasanya para sahabat Rasulullah s.a.w. berkata; "Ya Rasulullah, sesungguhnya kita semua ini makan dan tidak kenyang." Beliau s.a.w. bersabda: "Barangkali engkau semua berpisah-pisah -dalam makan itu-." Mereka menjawab: "Ya." Beliau s.a.w. bersabda lagi: "Maka dari itu berkumpullah engkau semua kepada makananmu itu dan sebutkanlah nama Allah -yakni bacalah Bismillah-, tentu akan diberkahi dalam makanan itu." (Riwayat Abu Dawud)
Dari Ibnu Abbas raaniailahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau semua minum sekaligus seperti minumnya unta, tetapi minumlah dua kali atau tiga kali. Bacalah Bismillah jikalau engkau semua memulai minum dan bacalah Alhamdulillah jikalau engkau semua angkat -yakni selesai minum-." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi
Dari Abu Abdillah yaitu Usman bin Abul 'Ash r.a. bahwasanya ia mengadu kepada Rasulullah s.a.w. karena adanya suatu penyakit yang diderita dalam tubuhnya, lalu Rasulullah s.a.w. bersabda padanya: "Letakkanlah tanganmu pada tempat yang engkau rasa sakit dari tubuhmu itu, kemudian ucapkanlah "Bismillah" tiga kali, lalu ucapkanlah pula sebanyak tujuh kali -yang artinya-: "Saya mohon perlindungan dengan kemuliaan Allah dan kekuasaanNya dari keburukannya sesuatu yang saya peroleh dan saya takutkan." (Riwayat Muslim)
Dari Ali bin Rabi'ah, katanya: "Saya menyaksikan Ali bin Abu Thalib r.a. diberi seekor kendaraan untuk dinaiki olehnya. Ketika ia meletakkan kakinya pada pijakan kaki, ia berkata -yang artinya-: "Dengan nama Allah -Bismillah-." Setelah berada di punggungnya, lalu mengucapkan -yang artinya-: "Segenap puji bagi Allah yang menundukkan kendaraan ini untuk kita dan kita tidak kuasa mengendalikannya tanpa pertolongan Allah. Sesungguhnya kita akan kembali kepadaNya." Selanjutnya ia mengucapkan -yang artinya-: "Segenap puji bagi Allah -Alhamdulillah-," tiga kali. Seterusnya mengucapkan -yang artinya-: "Allah adalah Maha Besar -Allahu Akbar-," tiga kali. Kemudian mengucapkan pula -yang artinya-: "Maha Suci Engkau, sesungguhnya saya menganiaya diri saya sendiri, maka berikanlah pengampunan kepada saya, sesungguhnya saja tidak ada yang dapat memberikan pengampunan melainkan Engkau." Setelah mengucapkan semua itu lalu Ali r.a. ketawa. Kepadanya ditanyakan: "Ya Amirul mu'minin, mengapa Anda ketawa?" Ia menjawab: "Saya pernah melihat Nabi s.a.w. mengerjakan sebagaimana yang saya kerjakan itu, lalu beliau s.a.w. ketawa. Saya bertanya: "Ya Rasulullah, karena apakah Tuan ketawa?" Beliau s.a.w. menjawab: "Sesungguhnya Tuhanmu yang Maha Suci itu merasa heran terhadap hambaNya apabila ia mengucapkan: "Ampunkanlah untukku dosa-dosaku," ia mengetahui bahwasanya memang tidak ada yang kuasa mengampuni dosa selain daripadaKu." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud serta Tirmidzi

Kamis, 28 Agustus 2014

Adab Berpakaian Menurut ISLAM Presentation Transcript

  • PAKAIAN MERUPAKAN SALAH SATU NIKMAT SANGAT BESAR YANG ALLAH BERIKAN KEPADA PARA HAMBANYA, ISLAM MENGAJARKAN AGAR SEORANG MUSLIM BERPAKAIN DENGAN PAKAIAN ISLAMI DENGAN TUNTUNAN YANG TELAH ALLAH DAN RASUL-NYA AJARKAN. BERIKUT INI ADALAH ADAB-ADAB BERKENAAN DENGAN BERPAKAIAN YANG SEPANTASNYA DI KETAHUI OLEH SEORANG MUSLIM: Adab Berpakaian
  • DI ANTARA SUNNAH NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM ADALAH MENDAHULUKAN YANG KANAN KETIKA MEMAKAI PAKAIAN DAN SEMACAMNYA. AISYAH RODHIALLOHU ANHA BERKATA: ‫ه‬ِ缓‫ر‬ِ缓 ‫و‬ْ‫ِر‬ ‫ه‬ُ‫ْو‬ ‫ط‬َ‫ه‬ ‫وط‬َ‫ه‬ ‫هط‬ِ缓 ‫ل‬ِ缓‫ج‬ُّ‫ل‬ ‫ر‬َ‫ه‬ ‫ت‬َ‫ه‬ ‫وط‬َ‫ه‬ ‫هط‬ِ缓 ‫ي‬ْ‫ِر‬‫ل‬َ‫ه‬‫ع‬ْ‫ِر‬ ‫ن‬َ‫ه‬ ‫يط‬ْ‫ِر‬ ‫ف‬ِ缓 ‫هط‬ِ缓 ‫ل‬ِّ‫ه‬‫ك‬ُ‫ْو‬ ‫هط‬ِ缓 ‫ن‬ِ缓‫أ‬ْ‫ِر‬‫ش‬َ‫ه‬ ‫يط‬ْ‫ِر‬ ‫ف‬ِ缓 ‫نط‬َ‫ه‬ ‫م‬ُّ‫ل‬ ‫ي‬َ‫ه‬‫ت‬َّ‫بط ال‬ُّ‫ل‬ُ‫ْو‬ ‫ح‬ِ缓 ‫ي‬ُ‫ْو‬ ‫هللط‬ِ缓 ‫لط ا‬ُ‫ْو‬ ‫و‬ْ‫ِر‬ ‫س‬ُ‫ْو‬ ‫ر‬َ‫ه‬ ‫نط‬َ‫ه‬ ‫كنا‬َ‫ه‬ "ROSULULLOH SHOLALLOHU ALAIHI WA SALLAM MENYENANGI MEMAKAI SESUATU DARI BAGIAN KANAN DALAM SETIAP PERBUATAN, BAIK DALAM BERSANDAL, BERJALAN MAUPUN BERSUCI". (HR. MUSLIM: 67 ATAU 268) 1. Mendahulukan Yang Kanan
  • WARNA PAKAIAN YANG DIANJURKAN UNTUK LAKI-LAKI ADALAH WARNA PUTIH. TENTANG HAL INI TERDAPAT HADITS DARI IBNU ABBAS, RASULULLAH SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM BERSABDA, "KENAKANLAH PAKAIAN YANG BERWARNA PUTIH, KARENA ITU ADALAH SEBAIK-BAIK PAKAIAN KALIAN DAN JADIKANLAH KAIN BERWARNA PUTIH SEBAGAI KAIN KAFAN KALIAN." (HR. AHMAD, ABU DAUD DLL, SHAHIH). DARI SAMURAH BIN JUNDAB, RASULULLAHSHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM BERSABDA, ‫م‬ْ ‫ك‬ُ‫م‬‫تكا‬َ‫كا‬‫و‬ْ ‫م‬َ‫كا‬ ‫هكا‬َ‫كا‬ ‫ي‬ْ ‫ف‬ِ‫ي‬ ‫و ا‬ْ ‫ن‬ُ‫م‬‫ف‬ِّ‫ن‬‫ك‬َ‫كا‬ ‫و‬َ‫كا‬ ، ‫ب‬ُ‫م‬ ‫ي‬َ‫كا‬‫ط‬ْ ‫أ‬َ‫كا‬ ‫و‬َ‫كا‬ ‫ر‬ُ‫م‬ ‫ه‬َ‫كا‬ ‫ط‬ْ ‫أ‬َ‫كا‬ ‫هكا‬َ‫كا‬ ‫ن‬َّ‫ه‬‫إ‬ِ‫ي‬‫ف‬َ‫كا‬ ‫ض‬َ‫كا‬ ‫يكا‬َ‫كا‬‫ب‬َ‫كا‬‫ ال‬ ‫و ا‬ْ ‫س‬ُ‫م‬ ‫ب‬َ‫كا‬‫ل‬ْ ‫إ‬ِ‫ي‬ "KENAKANLAH PAKAIAN BERWARNA PUTIH KARENA ITU LEBIH BERSIH DAN LEBIH BAIK DAN GUNAKANLAH SEBAGAI KAIN KAFAN KALIAN." (HR . AHMAD, NASA'I DAN IBNU MAJAH, SHAHIH) 2. Memilih Pakaian Warna Putih
  • DI ANTARA KAEDAH PENTING DALAM AGAMA KITA ADALAH KAUM MUSLIMIN BAIK LAKI-LAKI MAUPUN PEREMPUAN TIDAK DIPERBOLEHKAN UNTUK MENYERUPAI ORANG KAFIR BAIK DALAM MASALAH IBADAH, HARI RAYA MAUPUN PAKAIAN YANG MENJADI CIRI KHAS MEREKA. INI MERUPAKAN KAIDAH PENTING DALAM AGAMA KITA YANG SUDAH TIDAK DIINDAHKAN OLEH BANYAK KAUM MUSLIMIN. ROSULULLOH SHOLALLOHU ALAIHI WA SALLAM BERSABDA: ‫م‬ْ ‫ه‬ُ‫م‬ ‫ن‬ْ ‫م‬ِ‫ي‬ ‫و‬َ‫كا‬ ‫ه‬ُ‫م‬ ‫ف‬َ‫كا‬ ‫م‬ٍ ‫ف‬ ‫و‬ْ ‫ق‬َ‫كا‬‫ب‬ِ‫ي‬ ‫ه‬َ‫كا‬ ‫ب‬َّ‫ه‬‫ش‬َ‫كا‬ ‫ت‬َ‫كا‬ ‫ن‬ْ ‫م‬َ‫كا‬ "BARANGSIAPA YANG MENIRU-NIRU (PERBUATAN) SUATU KAUM, MAKA DIA TERMASUK GOLONGAN MEREKA". (LIHAT SHOHIH ABI DAUD: 3401) 3. Jangan Menyerupai Orang Kafir
  • SEORANG WANITA DAPAT MENJELMA MENJADI SOSOK-SOSOK YANG MULIA, CERDAS, DAN TERHORMAT. DAN TENTU UNTUK MENJADI SOSOK YANG DEMIKIAN, TENTU SANG KHOLIQ-LAH YANG PALING TAHU BAGAIMANA CARANYA. DAN JILBAB ADALAH SEBUAH RESEP SEDERHANA YANG DAPAT MENGANGKAT DERAJAT WANITA. “ … HENDAKLAH MEREKA MENGULURKAN JILBABNYA KE SELURUH TUBUH MEREKA. YANG DEMIKIAN ITU SUPAYA MEREKA LEBIH MUDAH UNTUK DIKENAL, KARENA ITU MEREKA TIDAK DIGANGGU. DAN ADALAH ALLAH MAHA PENGAMPUN LAGI MAHA PENYAYANG.” (QS. AL- QHZAB : 59) 4. Pakaian harus menutupi aurat
  • Kriteria yang wajib dipenuhi oleh busana Muslimah : 1.  Menutupi seluruh badan selain wajah dan kedua telapak tangan “Hai Asma, sesungguhnya perempuan itu apabila telah sampai  umur/dewasa, maka tidak patut menampakkan sesuatu dari dirinya  melainkan ini dan ini. Rasulullah berkata sambil menunjukkan kepada  muka dan telapak tangan hingga peregelangannya sendiri.” (HR. Abu  Dawud dan Aisyah) 2.  Tidak ketat sehingga masih menampakkan bentuk tubuh yang  ditutupinya. 3.  Tidak tipis temaram sehingga warna kulit masih bisa dilihat. 4.  Tidak menyerupai pakaian laki-laki “Nabi SAW melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan  wanita yang memakai pakaian laki-laki.” (HR. Abu dawud dan Nasa’I) 5.  Tidak berwarna mencolok sehingga menarik perhatian orang 6.  Tidak menyerupai pakaian wanita kafir 7.  Dipakai bukan dengan maksud memamerkannya. 
  • TIDAK MEMANJANGKAN PAKAIAN, BAJU, MANTEL DAN LAINNYA MELEBIHI MATA KAKI, WALAUPUN TIDAK BERNIAT SOMBONG. ROSULULLOH SHOLALLOHU ALAIHI WA SALLAM BERSABDA: ‫ر‬ِ ‫ِرا‬‫ن‬َّ‫يا ال‬ْ ‫ا‬ ‫ف‬ِ‫ف‬َ‫ف‬ ‫را‬ِ ‫زا‬َ‫ف‬ ‫إل‬ِ ‫نا ا‬َ‫ف‬ ‫م‬ِ ‫نا‬ِ ‫ي‬ْ ‫ا‬‫ب‬َ‫ف‬‫ع‬ْ ‫ا‬ ‫ك‬َ‫ف‬ ‫نا ال‬َ‫ف‬ ‫م‬ِ ‫لا‬َ‫ف‬ ‫ف‬َ‫ف‬‫س‬ْ ‫ا‬ ‫أ‬َ‫ف‬ ‫ِراا‬‫م‬َ‫ف‬ "(KAIN) YANG MELEBIHI MATA KAKI TEMPATNYA DINERAKA". (HR. BUKHORI: 5787) ‫را‬ً‫ا‬ ‫ط‬َ‫ف‬ ‫ب‬َ‫ف‬ ‫ها‬ُ ‫ب‬‫ر‬َ‫ف‬ ‫زا‬َ‫ف‬ ‫إ‬ِ ‫را‬َّ ‫ج‬َ‫ف‬ ‫نا‬ْ ‫ا‬ ‫م‬َ‫ف‬ ‫ل ىا‬َ‫ف‬‫إ‬ِ ‫ةا‬ِ ‫م‬َ‫ف‬ ‫ِرا‬‫ي‬َ‫ف‬‫ق‬ِ‫ما ال‬َ‫ف‬ ‫و‬ْ ‫ا‬ ‫ي‬َ‫ف‬ ‫هللا‬ُ ‫ب‬ ‫را ا‬ُ ‫ب‬ ‫ظ‬ُ ‫ب‬ ‫ن‬ْ ‫ا‬‫ي‬َ‫ف‬ ‫لا‬َ‫ف‬ "ALLOH TIDAK AKAN MELIHAT ORANG YANG MEMANJANGKAN BAGIAN (MELEBIHI MATA KAKI) KARENA SOMBONG". (HR. BUKHORI: 5788 DAN MUSLIM: 48, 2087) 5. Laki-laki tidak memanjangkan pakaian, baju, mantel dan lainnya melebihi mata kaki, walaupun tidak berniat sombong
  • ‫ة‬ِ‫ر‬َ‫ف‬ ‫خ‬ِ ‫يا ال‬ْ ‫ا‬ ‫ف‬ِ ‫ها‬ُ ‫ب‬ ‫س‬ْ ‫ا‬ ‫ب‬َ‫ف‬‫ل‬ْ ‫ا‬‫ي‬َ‫ف‬ ‫ما‬ْ ‫ا‬ ‫ل‬َ‫ف‬ ‫ِراا‬‫ي‬َ‫ف‬‫ن‬ْ ‫ا‬‫د‬ُّ‫يا ال‬ْ ‫ا‬ ‫ف‬ِ ‫ها‬ُ ‫ب‬ ‫س‬َ‫ف‬ ‫ب‬ِ‫ل‬َ‫ف‬ ‫نا‬ْ ‫ا‬ ‫م‬َ‫ف‬ ‫ها‬ُ ‫ب‬ ‫ن‬َّ‫إ‬ِ‫ف‬َ‫ف‬ ‫ر ،ا‬َ‫ف‬ ‫ي‬ْ ‫ا‬‫ر‬ِ ‫ح‬َ‫ف‬ ‫واا ال‬ْ ‫ا‬ ‫س‬ُ ‫ب‬ ‫ب‬َ‫ف‬‫ل‬ْ ‫ا‬‫ت‬َ‫ف‬ ‫لا‬َ‫ف‬ "JANGANLAH MEMAKAI SUTRA, KARENA SIAPA SAJA YANG MEMAKAINYA DIDUNIA, MAKA DIAKHIRAT DIA TIDAK AKAN MEMAKAI-NYA LAGI". (HR. BUKHORI: 5834 DAN MUSLIM: 2069) 6. Bagi laki-laki di larang memakai sutra dan emas secara mutlak, namun kedua hal tersebut dihalalkan bagi perempuan
  • ROSULULLOH SHOLALLOHU ALAIHI WA SALLAM BERSABDA: ‫ل‬ِ ‫ج‬ُ‫ ِل‬ ‫ر‬َّ ‫ةا ال‬َ ‫ا‬ ‫س‬َ ‫ا‬ ‫ب‬ْ‫َس‬‫ل‬ُ‫ ِل‬ ‫ا‬‫س‬ُ‫ ِل‬ ‫ب‬َ ‫ا‬‫ل‬ْ‫َس‬‫ت‬َ ‫ا‬ ‫ةا‬َ ‫ا‬‫أ‬َ ‫ا‬‫ر‬ْ‫َس‬ ‫م‬َ ‫ا‬ ‫وا ال‬َ ‫ا‬ ‫ةا‬ِ ‫أ‬َ ‫ا‬‫ر‬ْ‫َس‬ ‫م‬َ ‫ا‬ ‫ةا ال‬َ ‫ا‬ ‫س‬َ ‫ا‬ ‫ب‬ْ‫َس‬‫ل‬ُ‫ ِل‬ ‫ا‬‫س‬ُ‫ ِل‬ ‫ب‬َ ‫ا‬‫ل‬ْ‫َس‬‫ي‬َ ‫ا‬ ‫لا‬َ ‫ا‬ ‫ج‬ُ‫ ِل‬ ‫ر‬َّ ‫هللا ال‬ِ ‫لا ا‬ُ‫ ِل‬ ‫و‬ْ‫َس‬ ‫س‬ُ‫ ِل‬ ‫ر‬َ ‫ا‬ ‫نا‬َ ‫ا‬ ‫ع‬َ ‫ا‬ ‫ل‬َ ‫ا‬ "ALLOH MELAKNAT LAKI-LAKI YANG MEMAKAI PAKAIAN WANITA DAN WANITA YANG MEMAKAI PAKAIAN LAKI-LAKI". (HR. ADU DUAD: 4/157, AN- NASA'I: 371) 7. Tidak boleh memakai pakaian lawan jenis seperti laki-laki memakai pakaian wanita atau sebaliknya
  ARTI SABAR DALAM ALQURAN DAN HADITS

 "Dalam diri kita terkadang begitu sulit untuk bersabar untuk suatu hal, entah itu terkena musibah atau sedang di uji oleh-Nya, banyak sekali Ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadist Rasulullah S.A.W yang menjelaskan tentang sabar, berikut ada sedikit urain tentang makna sabar, semoga artikel ini dapat menambah kesabaran kita dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin..."
Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim)
Sekilas Tentang Hadits
Hadits ini merupakan hadits shahih dengan sanad sebagaimana di atas, melalui jalur Tsabit dari Abdurrahman bin Abi Laila, dari Suhaib dari Rasulullah SAW, diriwayatkan oleh :
- Imam Muslim dalam Shahihnya, Kitab Al-Zuhud wa Al-Raqa'iq, Bab Al-Mu'min Amruhu Kulluhu Khair, hadits no 2999.
- Imam Ahmad bin Hambal dalam empat tempat dalam Musnadnya, yaitu hadits no  18455 ,  18360 ,  23406  &  23412.
- Diriwayatkan juga oleh Imam al- Darimi, dalam Sunannya, Kitab Al- Riqaq, Bab Al-Mu'min Yu'jaru Fi Kulli Syai', hadits no 2777.
Makna Hadits Secara Umum
Hadits singkat ini memiliki makna yang luas sekaligus memberikan definisi mengenai sifat dan karakter orang yang beriman. Setiap orang yang beriman digambarkan oleh Rasulullah SAW sebagai orang yang memiliki pesona, yang digambarkan dengan istilah 'ajaban' ( عجبا ). Karena sifat dan karakter ini akan mempesona siapa saja.
Kemudian Rasulullah SAW menggambarkan bahwa pesona tersebut berpangkal dari adanya positif thinking setiap mu'min. Dimana ia memandang segala persoalannya dari sudut pandang positif, dan bukan dari sudut nagatifnya.
Sebagai contoh, ketika ia mendapatkan kebaikan, kebahagian, rasa bahagia, kesenangan dan lain sebagainya, ia akan refleksikan dalam bentuk penysukuran terhadap Allah SWT. Karena ia tahu dan faham bahwa hal tersebut merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada dirinya. Dan tidaklah Allah memberikan sesuatu kepadanya melainkan pasti sesuatu tersebut adalah positif baginya.
Sebaliknya, jika ia mendapatkan suatu musibah, bencana, rasa duka, sedih, kemalangan dan hal- hal negatif lainnya, ia akan bersabar. Karena ia meyakini bahwa hal tersebut merupakan pemberian sekaligus cobaan bagi dirinya yang pasti memiliki rahasia kebaikan di dalamnya. Sehingga refleksinya adalah dengan bersabar dan mengembalikan semuanya kepada Allah SWT.
Urgensi Kesabaran
Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran merupakan setengahnya keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin dipisahkan dari keimanan: Kaitan antara sabar dengan iman, adalah seperti kepala dengan  jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana juga tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Oleh karena itulah Rasulullah SAW menggambarkan tentang ciri dan keutamaan orang yang beriman sebagaimana hadits di atas.
Namun kesabaran adalah bukan semata-mata memiliki pengertian "nrimo", ketidak mampuan dan identik dengan ketertindasan. Sabar sesungguhnya memiliki dimensi yang lebih pada pengalahan hawa nafsu yang terdapat dalam jiwa insan. Dalam berjihad, sabar diimplementasikan dengan melawan hawa nafsu yang menginginkan agar dirinya duduk dengan santai dan tenang di rumah. Justru ketika ia berdiam diri itulah, sesungguhnya ia belum dapat bersabar melawan tantangan dan memenuhi panggilan ilahi.
Sabar juga memiliki dimensi untuk merubah sebuah kondisi, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, menuju perbaikan agar lebih baik dan baik lagi. Bahkan seseorang dikatakan dapat diakatakan tidak sabar, jika ia menerima kondisi buruk, pasrah dan menyerah begitu saja. Sabar dalam ibadah  diimplementasikan dalam bentuk melawan dan memaksa diri untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian berwudhu lalu berjalan menuju masjid dan malaksanakan shalat secara berjamaah. Sehingga sabar tidak tepat jika hanya diartikan dengan sebuah sifat pasif, namun ia memiliki nilai keseimbangan antara  sifat aktif dengan sifat pasif.
Makna Sabar
Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab, dan sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Asal katanya adalah "Shobaro", yang membentuk infinitif (masdar) menjadi "shabran". Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah. Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Qur'an:
Dan bersabarlah kamu bersama- sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (QS. Al-Kahfi/ 18  : 28)
Perintah untuk bersabar pada ayat di atas, adalah untuk menahan diri dari keingingan 'keluar' dari komunitas orang- orang yang menyeru Rab nya serta selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan orang-orang yang lalai dari mengingat Allah SWT.
Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah:
Menahan diri dari sifat kegeundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.
Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga dikemukakan oleh Imam al- Khowas, bahwa sabar adalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan al-Qur'an dan sunnah. Sehingga sesungguhnya sabar tidak identik dengan  kepasrahan dan ketidak mampuan. Justru orang yang seperti ini memiliki indikasi adanya ketidak sabaran untuk merubah kondisi yang ada, ketidak sabaran untuk berusaha, ketidak sabaran untuk berjuang dan lain sebagainya.
Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk sabar ketika berjihad. Padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh Allah, yang klimaksnya adalah menggunakan senjata (perang). Artinya untuk berbuat seperti itu perlu kesabaran untuk mengeyampingkan keiinginan jiwanya yang menginginkan rasa santai,  bermalas-malasan dan lain sebagainya. Sabar dalam jihad juga berarti keteguhan untuk menghadapi musuh, serta tidak lari dari medan peperangan. Orang yang lari dari medan peperangan karena takut, adalah salah satu indikasi tidak sabar.
Sabar Sebagaimana Digambarkan Dalam Al-Qur'an
Dalam al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang berbicara mengenai kesabaran. Jika ditelusuri secara keseluruhan, terdapat 103 kali disebut dalam al-Qur'an, kata-kata yang menggunakan kata dasar sabar; baik berbentuk isim maupun fi'ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah SWT, yang Allah tekankan kepada hamba-hamba- Nya. Dari ayat-ayat yang ada, para ulama mengklasifikasikan sabar dalam al-Qur'an menjadi beberapa macam;
1 . Sabar merupakan perintah Allah SWT. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam QS.2 : 153: "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
Ayat-ayat lainnya yang serupa mengenai perintah untuk bersabar sangat banyak terdapat dalam Al-Qur'an. Diantaranya adalah dalam QS.3 : 200 , 16 : 127 , 8 : 46 , 10 :109 , 11 : 115 dsb.
2 . Larangan isti'ja l(tergesa-gesa/ tidak sabar), sebagaimana yang Allah firmankan (QS. Al-Ahqaf/ 46 : 35): "Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka..."
3 . Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar, sebagaimana yang terdapat dalam QS. 2 : 177: "...dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa."
4 . Allah SWT akan mencintai orang-orang yang sabar. Dalam surat Ali Imran (3 : 146) Allah SWT berfirman : "Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar."
5 . Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah SWT senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. Allah berfirman (QS. 8 : 46) ; "Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar."
6 . Mendapatkan pahala surga dari Allah. Allah mengatakan dalam al-Qur'an (13 : 23 - 24); "(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama- sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri- isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun `alaikum bima shabartum" (keselamatan bagi kalian, atas kesabaran yang kalian lakukan). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu."
Inilah diantara gambaran Al- Qur'an mengenai kesabaran. Gembaran-gambaran lain mengenai hal yang sama, masih sangat banyak, dan dapat kita temukan pada buku-buku yang secara khusus membahas mengenai kesabaran.
Kesabaran Sebagaimana Digambarkan Dalam Hadits.
Sebagaimana dalam al-Qur'an, dalam hadits juga banyak sekali sabda-sabda Rasulullah SAW yang menggambarkan mengenai kesabaran. Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan sabar. Secara garis besar, hadits-hadits tersebut menggambarkan kesabaran sebagai berikut;
1. Kesabaran merupakan "dhiya' " (cahaya yang amat terang). Karena dengan kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah SAW mengungkapkan, "...dan kesabaran merupakan cahaya yang terang..." (HR. Muslim)
2. Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan dilatih secara optimal. Rasulullah SAW pernah menggambarkan: "...barang siapa yang mensabar- sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan menjadikannya seorang yang sabar..." (HR. Bukhari)
3. Kesabaran merupakan anugrah Allah yang paling baik. Rasulullah SAW mengatakan, "...dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran." (Muttafaqun Alaih)
4. Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mu'min, sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah; "Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik baginya." (HR. Muslim)
5. Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga. Dalam sebuah hadits digambarkan; Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah berfirman, "Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian diabersabar, maka aku gantikan surga baginya." (HR. Bukhari)
6. Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu Mas'ud dalam sebuah riwayat pernah mengatakan: Dari Abdullan bin Mas'ud berkata"Seakan-akan aku memandang Rasulullah SAW menceritakan salah seorang nabi, yang dipukuli oleh kaumnya hingga berdarah, kemudia ia mengusap darah dari wajahnya seraya berkata, 'Ya Allah ampunilah dosa kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui." (HR. Bukhari)
7. Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat. Rasulullah SAW pernah menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika marah." (HR. Bukhari)
8. Kesabaran dapat menghapuskan dosa. Rasulullah SAW menggambarkan dalam sebuah haditsnya; Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullan SAW bersabda, "Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa- dosanya dengan hal tersebut." (HR. Bukhari & Muslim)
9. Kesabaran merupakan suatu keharusan, dimana seseorang tidak boleh putus asa hingga ia menginginkan kematian. Sekiranya memang sudah sangat terpaksa hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan hal yang terbaik baginya; apakah kehidupan atau kematian. Rasulullah SAW mengatakan; Dari  Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah salah seorang diantara kalian mengangan-angankan datangnya kematian karena musibah yang menimpanya. Dan sekiranya ia memang harus mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, 'Ya Allah, teruskanlah hidupku ini sekiranya hidup itu lebih baik  unttukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu lebih baik bagiku." (HR. Bukhari Muslim)
Bentuk-Bentuk Kesabaran
Para ulama membagi kesabaran menjadi tiga hal; sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar untuk meninggalkan kemaksiatan dan sabar menghadapi ujian dari Allah:
1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah. Merealisasikan ketaatan kepada Allah, membutuhkan kesabaran, karena secara tabiatnya, jiwa manusia enggan untuk beribadah dan berbuat ketaatan. Ditinjau dari penyebabnya, terdapat tiga hal yang menyebabkan insan sulit untuk sabar. Pertama karena malas, seperti dalam melakukan ibadah shalat. Kedua karena bakhil (kikir), seperti menunaikan zakat dan infaq. Ketiga karena keduanya, (malas dan kikir), seperti haji dan jihad.
Kemudian untuk dapat merealisasikan kesabaran dalam ketaatan kepada Allah diperlukan beberapa hal,
(1) Dalam kondisi sebelum melakukan ibadah berupa memperbaiki niat, yaitu kikhlasan. Ikhlas merupakan kesabaran menghadapi duri-duri riya'.
(2) Kondisi ketika melaksanakan ibadah, agar jangan sampai melupakan Allah di tengah melaksanakan ibadah tersebut, tidak malas dalam merealisasikan adab dan sunah-sunahnya.
(3) Kondisi ketika telah selesai melaksanakan ibadah, yaitu untuk tidak membicarakan ibadah yang telah dilakukannya supaya diketahui atau dipuji orang lain.
2. Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan. Meninggalkan kemaksiatan juga membutuhkan kesabaran yang besar, terutama pada kemaksiatan yang sangat mudah untuk dilakukan, seperti ghibah (baca; ngerumpi), dusta, memandang sesuatu yang haram dsb. Karena kecendrungan jiwa insan, suka pada hal-hal yang buruk dan "menyenangkan". Dan perbuatan maksiat identik dengan hal-hal yang "menyenangkan".
3. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah, seperti mendapatkan musibah, baik yang bersifat materi ataupun inmateri; misalnya kehilangan harta, kehilangan orang yang dicintai dsb.
Aspek-Aspek Kesabaran sebagaimana yang Digambarkan dalam Hadits
Dalam hadits-hadits Rasulullah SAW, terdapat beberapa hadits yang secara spesifik menggambarkan aspek-aspek ataupun kondisi-kondisi seseroang diharuskan untuk bersabar. Meskipun aspek-aspek tersebut bukan merupakan 'pembatasan' pada bidang- bidang kesabaran, melainkan hanya sebagai contoh dan penekanan yang memiliki nilai motivasi untuk lebih bersabar dalam menghadapi berbagai permasalahan lainnya. Diantara kondisi-kondisi yang ditekankan agar kita bersabar adalah :
1. Sabar terhadap musibah.
Sabar terhadap musibah merupakan aspek kesabaran yang paling sering dinasehatkan banyak orang. Karena sabar dalam aspek ini merupakan bentuk sabar yang Dalam sebuah hadits diriwayatkan, :
Dari Anas bin Malik ra, bahwa suatu ketika Rasulullah SAW melewati seorang wanita yang sedang menangis di dekat sebuah kuburan. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, 'Bertakwalah kepada Allah, dan bersabarlah.' Wanita tersebut menjawab, 'Menjauhlah dariku, karena sesungguhnya engkau tidak mengetahui  dan tidak bisa merasakan musibah yang menimpaku.' Kemudian diberitahukan kepada wanita tersebut, bahwa orang yang menegurnya tadi adalah Rasulullah SAW. Lalu ia mendatangi pintu Rasulullah SAW dan ia tidak mendapatkan penjaganya. Kemudian ia berkata kepada Rasulullah SAW, '(maaf) aku tadi tidak  mengetahui engkau wahai Rasulullah SAW.' Rasulullah bersabda, 'Sesungguhnya sabar itu terdapat pada hentakan pertama.' (HR. Bukhari Muslim)
2. Sabar ketika menghadapi musuh (dalam berjihad).
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda : Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Janganlah kalian berangan-angan untuk menghadapi musuh. Namun jika kalian sudah menghadapinya maka bersabarlah (untuk menghadapinya)." HR. Muslim.
3. Sabar berjamaah, terhadap amir yang tidak disukai.
Dalam sebuah riwayat digambarkan; Dari Ibnu Abbas ra beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Barang siapa yang melihat pada amir (pemimpinnya) sesuatu yang tidak disukainya, maka hendaklah ia bersabar. Karena siapa yang memisahkan diri dari jamaah satu jengkal, kemudian ia mati. Maka ia mati dalam kondisi kematian jahiliyah. (HR. Muslim)
4. Sabar terhadap jabatan & kedudukan.
Dalam sebuah riwayat digambarkan : Dari Usaid bin Hudhair bahwa seseorang dari kaum Anshar berkata kepada Rasulullah SAW; 'Wahai Rasulullah, engkau mengangkat (memberi kedudukan) si Fulan, namun tidak mengangkat (memberi kedudukan kepadaku). Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya kalian akan melihat setelahku 'atsaratan' (yaitu setiap orang menganggap lebih baik dari yang lainnya), maka bersabarlah kalian hingga kalian menemuiku pada telagaku (kelak). (HR. Turmudzi).
5. Sabar dalam kehidupan sosial dan interaksi dengan masyarakat.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, 'Seorang muslim apabila ia berinteraksi dengan masyarakat serta bersabar terhadap dampak negatif mereka adalah lebih baik dari pada seorang muslim yang tidak berinteraksi dengan masyarakat serta tidak bersabar atas kenegatifan mereka. (HR. Turmudzi)
6. Sabar dalam kerasnya kehidupan dan himpitan ekonomi
Dalam sebuah riwayat digambarkan; 'Dari Abdullah bin Umar ra berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, 'Barang siapa yang bersabar atas kesulitan dan himpitan kehidupannya, maka aku akan menjadi saksi atau pemberi syafaat baginya pada hari kiamat. (HR. Turmudzi).
Kiat-kiat Untuk Meningkatkan Kesabaran
Ketidaksabaran (baca; isti'jal) merupakan salah satu penyakit hati, yang seyogyanya diantisipasi dan diterapi sejak dini. Karena hal ini memilki dampak negatif dari amalan yang dilakukan seorang insan. Seperti hasil yang tidak maksimal, terjerumus kedalam kemaksiatan, enggan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah dsb. Oleh karena itulah, diperlukan beberapa kiat, guna meningkatkan kesabaran.
Diantara kiat-kiat tersebut adalah;
1. Mengkikhlaskan niat kepada Allah SWT, bahwa ia semata-mata berbuat hanya untuk-Nya. Dengan adanya niatan seperti ini, akan sangat menunjang munculnya kesabaran kepada Allah SWT.
2. Memperbanyak tilawah (baca; membaca) al-Qur'an, baik pada pagi, siang, sore ataupun malam hari. Akan lebih optimal lagi manakala bacaan tersebut disertai perenungan dan pentadaburan makna-makna yang dikandungnya. Karena al- Qur'an merupakan obat bagi hati insan. Masuk dalam kategori ini juga dzikir kepada Allah.
3. Memperbanyak puasa sunnah. Karena puasa merupakan hal yang dapat mengurangi hawa nafsu terutama yang bersifat syahwati dengan lawan jenisnya. Puasa juga merupakan ibadah yang memang secara khusus dapat melatih kesabaran.
4. Mujahadatun Nafs, yaitu sebuah usaha yang dilakukan insan untuk berusaha secara giat dan maksimal guna mengalahkan keinginan-keinginan jiwa yang cenderung suka pada hal-hal negatif, seperti malas, marah, kikir, dsb.
5 . Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia. Karena hal ini akan memacu insan untuk beramal secara sempurna. Sedangkan ketidaksabaran (isti'jal), memiliki prosentase yang cukup besar untuk menjadikan amalan seseorang tidak optimal. Apalagi jika merenungkan bahwa sesungguhnya Allah akan melihat "amalan" seseorang yang dilakukannya, dan bukan melihat pada hasilnya. (Lihat QS. 9  : 105)
6. Perlu mengadakan latihan- latihan untuk sabar secara pribadi. Seperti ketika sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk beramal ibadah dari pada menyaksikan televisi misalnya. Kemudian melatih diri untuk menyisihkan sebagian rezeki untuk infaq fi sabilillah, dsb.
7. Membaca-baca kisah-kisah kesabaran para sahabat, tabi'in maupun tokoh-tokoh Islam lainnya. Karena hal ini juga akan menanamkan keteladanan yang patut dicontoh dalam kehidupan nyata di dunia.
Penutup
Inilah sekelumit sketsa mengenai kesabaran. Pada intinya, bahwa sabar mereupakan salah satu sifat dan karakter orang mu'min, yang sesungguhnya sifat ini dapat dimiliki oleh setiap insan. Karena pada dasarnya manusia memiliki potensi untuk mengembangkan sikap sabar ini dalam hidupnya.
Sabar tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada kondisi yang ada, atau identik dengan keterdzoliman. Justru sabar adalah sebuah sikap aktif, untuk merubah kondisi yang ada, sehingga dapat menjadi lebih baik dan baik lagi. Oleh karena itulah, marilah secara bersama kita berusaha untuk menggapai sikap ini. Insya Allah, Allah akan memberikan jalan bagi hamba- hamba-Nya yanaha di jalan-Nya

Senin, 25 Agustus 2014

Senyum Adalah Ibadah


Rasulullah SAW bersabda, “Senyum adalah sodaqoh.” Senyum adalah perilaku sederhana yang memberi dampak luar biasa. Tak seorang pun di dunia yang tidak bisa tersenyum. Bahkan tak seorang pun yang tidak menjadi lebih bahagia dengan senyumnya sendiri, bahkan mengalirkan kebahagiaan lebih kepada orang lain, dengan senyum.
Seorang yang sedang sempit hatinya karena tertimpa musibah, bisa merasa lapang sejenak jika ia memaksakan tersenyum. Ketika merasa lapang itu pikirannya pun jernih, dan peluang untuk mendapatkan jalan keluar dari musibahnya lebih besar. Berbeda jika menghadapi musibah dengan cemberut atau sedih yang berlarut-larut. Pikiran akan terus buntu dan jalan keluar pun semakin menjauh dari jangkauan

Contoh lain, ada dua warung bersebelahan dengan dagangan yang sama, bisa berdampak beda hanya karena senyum. Orang akan cenderung datang kepada warung yang pedagangnya murah senyum. Jika pedagang yang murah senyum tersebut ahli ibadah, maka dia akan mendapat kebahagiaan hati, pelanggan yang setia, disayang para malaikat dan mendapat pahala berlimpah di akherat.
Senyum, memberi dampak begitu besar bagaimanakah lagi perilaku lain yang lebih besar dan kompleks. Bahkan Iman kita mengatakan bahwa perilaku kita bukan hanya berdampak di dunia tetapi akan sampai dampaknya ke akherat. Allah SWT berfirman, “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzaroh pun, niscaya Dia melihatnya; dan barang siapa yang mengerjakan kejelekan sebesar dzaroh pun, niscaya Dia melihatnya.” Ini menunjukkan bahwa perilaku kita berpengaruh di dunia dan di akherat.
Kalau kita renungkan berapa persen kita berkuasa atas tubuh kita untuk mengatur perilaku? Ternyata tidak sampai 10%, yaitu otot-otot sadar saja. Contoh, perilaku makan sampai menjadi sel-sel tubuh yang membangun keseluruhan tubuh. Berapa persen kontribusi perilaku sadar kita? Ambil makanan yang kita pilih, suapkan, kunyah dan telan. Setelah itu kita tidak pernah berkuasa atas perubahan kimiawi dan biologis yang terjadi. Menjadi seberapa besar otot, lemak dan tulang kita. Menjadi seberapa lebat rambut, seberapa tebal kumis dan bulu yang lain. Menjadi seberapa tinggi dan gemuk. itu semua adalah kekuasaan Allah SWT yang diberikan kepada semua manusia dengan cara yang sama.
Begitu pula proses terjadinya ilmu dalam diri kita. Kita hanya perlu membaca, melihat, mendengar, mengecap, mencium dan merasa. Dengan kata lain kita hanya mengindra. Lalu untuk memperdalamnya kita perlu meniru, mengulang, mendemonstrasikan dan mensimulasikan. Yang pada hakekatnya adalah proses pengindraan juga. Kita tidak perlu menyadari dan berkontribusi langsung terhadap proses selanjutnya. Karena proses konstruksi ilmu tetap terjadi di otak meskipun kita tidur atau pingsan.
Hukum manajemen yang begitu rumit hanya dirangkum dalam 4 huruf saja, yaitu POAC (planning, organizing, actuating, controlling). Sukses berdagang diramu hanya dengan 4 huruf, yaitu 4 P (product, price, place, promotion). Jaminan kualitas pun disederhanakan menjadi 4 huruf saja, yaitu PDCA (plan, do, check, act). Dan dari yang sederhana itu jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dampaknya sungguh luar biasa.
Pelajaran apa yang bisa kita ambil? Seolah-olah Allah SWT mengatakan, “Wahai manusia, kalian cukup melakukan yang 10% saja. 90% sisanya sudah Aku berikan dalam bentuk paket yang sempurna.” Renungkanlah jika untuk menjadi sel tulang, otot, darah dan sebagainya kita harus melakukannya dengan sadar. Padahal untuk bernafas dan berkedip pun kita sering tidak sadar.
Bagaimana dengan ibadah dan dampaknya? Silahkan sambil menunggu di antrian atau sedang naik kendaraan, kita buat daftar perilaku sadar yang akan mengantarkan kita masuk ke dalam surga. Saya yakin tidak akan lebih dari satu halaman buku. Bukankan Allah sudah merangkumnya dalam kalimat yang sangat sederhana, yaitu 3 I : IMAN, ISLAM, IHSAN. Tinggallah sekarang seberapa besar kita sungguh-sungguh berniat mensyukuri rahmat dan ni’mat Allah yang Maha Sempuna ini.
Selamat menunaikan amal-ibadah. Mulailah dengan senyum. Amalkan perilakunya yang sederhana ini dan raihlah buah dan pahalanya yang agung dan mulia. Dengan taufiq dan Hidayah Allah SWT. Amin ya Robbal Alamin.

Dahsyatnya Azab Akibat Durhaka Kepada Orang Tua

 Begitu dahsyatnya azab akibat durhaka kepada orang tua Allah tidak menundanya di akhirat akan tetapi azab itu di segerakan di dunia berupa kesengsaraan hidup,saat sakratul maut dan juga di akhirat.Durhaka tidak hanya terjadi saat orang tua masih hidup tetapi juga bisa terjadi saat orang tua telah wafat.Bagaimana seorang anak bisa durhaka kepada orang tua setelah mereka wafat?Hal ini di jelaskan dalam sabda Rasulullah ''Sesungguhnya ada orang yang berbakti kepada orang tua nya ketika mereka masih hidup,tetap ia di catat sebagai anak yang durhaka kepada mereka karena ia tidak pernah memohonkan ampunan untuk mereka setelah wafat,dan sesungguhnya ada orang yang durhaka kepada orang tua ketika mereka masih hidup tetapi ia di catat sebagai anak yang berbakti kepada mereka setelah mereka wafat karena memperbanyak istighfar (memohonkan ampunan) untuk mereka"
Salah seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah ''Apa ukuran durhaka kepada orang tua?'' Rasulullah menjawab ''Ketika mereka menyuruh ia tidak mematuhi,ketika mereka meminta ia tidak memberi,jika memandang mereka ia tidak hormat kepada mereka sebagaimana hak yang telah di wajibkan bagi mereka''(Mustadrak AL-Wasail 15:195) Rasulullah juga pernah bersabda kepada Ali bin Abi Thalib ''Wahai Ali,barang siapa yang telah membuat sedih kedua orang tuanya maka ia telah durhaka kepada mereka''

Tingkatan dosa durhaka kepada orang tua Rasulullah bersabda ''Dosa besar yang paling besar adalah syirik kepada Allah dan durhaka kepada orang tua''(AL-Mustadrak Wasail 17:416).Dalam sabda Rasulullah yang lain ''Ada 3 macam dosa yang akibat di segerakan dan tidak di tunda pada hari kiamat yaitu durhaka kepada orang tua,menzalimi manusia dan ingkar tehadap kebenaran''(AL-Mustadrak Wasail 12:360).Rasulullah bersabda ''Di atas setiap durhaka ada kedurhakaan yang lain kecuali durhaka kepada kedua orang tua ,jika seorang anak membunuh di antara kedua orang tuanya maka tidak ada lagi kedurhakaan yang lain di atasnya''

Dampak-dampak luar biasa yang di timbulkan akibat durhaka kepada orang tua : 1)Di murkai oleh Allah. 2)Menghalangi doa dan menggelapkan kehidupan 3)Celaka di dunia dan di akhirat. 4)Di laknat oleh Allah. 5)Di keluarkan dari keagungan Allah. 6)Amal kebajikan tidak di terima Allah. 7)Shalat tidak di terima Allah. 8)Tidak melihat Rasulullah pada hari kiamat. 9)Di masukkan ke dalam 2 pintu neraka. 10)Tidak mencium bau surga. 11)Penderitaan di saat sakratul maut. Saudaraku semua mari kita sama-sama renungkan di golongan yang manakah kita berada saat ini?.Sudah kah kita berbakti kepada orang tua?.Jika sudah alangkah beruntungnya kita karena itu merupakan kunci sukses kita untuk hidup bahagia dunia akhirat,tapi jika belum segeralah bertobat sebelum terlambat...,jika ke dua orang tua kita masih hidup dan kita masih bisa bersama mereka maka sayangi mereka,hormati dan hargai mereka,muliakan mereka,jagalah mereka dan ucapkan perkataan yang baik dan mulia kepada mereka,dan selalu doa kan mereka,namun jika mereka telah tiada perbanyaklah memohonkan ampunan untuk mereka,doa kan mereka karena hanya itu yang bisa kita lakukan untuk sedikit membalas jasa mereka yang tidak pernah bisa kita bayar dengan apapun.

Memang susah Menjadi pribadi yang DEWASA karna lebih mudah berpikir seperti anak kecil atau orang bilang kekanak-kanakan yang spontan dan enak apalagi kalo sedikit2 marah dan Ngambekan wooow..!! pasti sangat Heboh kale ya hehe ,Kebanyakan orang menerapkan pikiran seperti ini.yang membuat seseorang menjadi pribadi yang labil.Oke yuk Bagi anda yang ingin mengubah pribadi kalian menjadi pribadi yang DEWASA ,silahkan simak Artikel dibawah ini.Saya Berdoa ...Semoga anda bisa Menjadi Pribadi yang lebih Dewasa Setelah membaca Artikel di Bawah ini...amin (^_^)

Menjadi dewasa adalah sebuah proses yang akan terus berlanjut seumur hidup, sebuah proses tiada henti untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya. Saya juga tidak bisa mengaku bahwa saya sudah dewasa sepenuhnya, tapi paling tidak saya bisa memberikan beberapa tips dan acuan untuk membantu Anda:

Mandiri secara finansial

Ini adalah langkah pertama menuju kedewasaan. Tidak mungkin Anda bisa dianggap dewasa oleh siapapun, bila makan dan beli handphone saja masih minta pada orang tua. Miliki pekerjaan yang layak dan hidupi diri Anda sendiri, ini adalah ukuran kedewasaan universal yang berlaku di seluruh dunia.

Individu independen di hadapan orang tua

Ingat, meskipun mereka adalah sosok yang membesarkan Anda, tapi saat ini posisi Anda dan mereka adalah sama-sama manusia dewasa dengan harkat dan martabat yang setara. Anda wajib menghormati orang tua Anda, sebagaimana orang tua Anda juga wajib menghargai Anda sebagai individu yang dewasa. Bicarakan segala konflik dengan baik-baik, Anda tidak perlu menentang tapi Anda juga tidak harus menuruti segala keinginan mereka. Tentukan batasan yang jelas tentang apa yang bisa mereka atur dalam hidup Anda, dan apa yang menjadi hak asasi Anda.

Berpikir panjang dan mempertimbangkan segala resiko

Ada begitu banyak masalah dalam hidup Anda yang bisa dihindari dan tidak perlu dialami, bila Anda mau sedikit saja berpikir dan melihat segala resiko yang ada. Jangan tergesa-gesa mengambil keputusan. Sebagai pria dewasa, sudah seharusnya Anda memiliki kemampuan untuk menganalisa setiap permasalahan dengan logis dan mengambil keputusan yang terbaik, terutama bagi diri Anda sendiri, dan juga bagi orang lain. Penyesalan terjadi akibat kelalaian seseorang mempertimbangkan resiko, dan ketika penyesalan datang, segala sesuatunya sudah terlambat.

Terima segala konsekuensi dan jangan menyalahkan orang lain

Meskipun sudah berpikir matang  dalam mengambil keputusan, tapi terkadang hal-hal tidak berjalan sesuai rencana. Tapi sebagai pria dewasa, tugas Anda adalah untuk menerima semua itu dengan lapang dada dan tidak menyalahkan siapapun. Jadikan itu sebagai pelajaran berharga.

Mengendalikan emosi

Hanya anak kecil dan remaja yang selalu mengikuti emosinya, jadi belajarlah mengendalikan diri dan emosi Anda. Memang tidak bisa instan, karena pengendalian diri adalah sebuah skill yang hanya bisa dikuasai lewat pengalaman. Buang kebiasaan memaki dan berkata-kata kasar, dan ganti dengan kebiasaan mengekspresikan pikiran dengan kepala dingin.

Respek terhadap sesama

Sebagaimana Anda berhak untuk diperlakukan dengan baik selayaknya seorang manusia, maka Anda juga wajib untuk memperlakukan orang lain dengan baik dan menghargai mereka. Dalam bersosialisasi, Anda juga harus mengerti  norma-norma sosial yang berlaku dan bersikap sesuai norma-norma yang ada. Hargai dan terima perbedaan, karena Anda tidak hidup sendirian di dunia ini.
Ketika terbiasa melakukan hal-hal diatas, maka tidak sulit bagi Anda untuk menerapkannya dalam konteks hubungan dengan pasangan Anda. Hubungan Anda akan lebih sehat, saling menghargai, lebih memuaskan, dan Anda pun akan merasa lebih bahagia. Ketika Anda bahagia, pasangan Anda pun akan bahagia. Bukankah itu yang Anda inginkan, bro?

Semoga artikel ini Bermanfaat buat anda yah..!!
Share this article :
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!